Rabu, 19 Oktober 2011

SELALU BERBUAT YANG TERBAIK

Pada suatu masa tersebutlah sebuah perusahaan pandai kayu ternama. Perusahaan ini sangat terkenal dengan semua rumah kayu dan perabotan-perabotan ciptaannya yang menakjubkan dan orisinal. Di sanalah seorang Pandai Kayu kita bekerja. Sudah puluhan tahun ia bekerja keras membanting tulang dan menciptakan berbagai macam keajaiban desain rumah kayu dan perabotannya. Hingga tibalah saatnya ia untuk pensiun dan menikmati hidupnya dengan lebih santai.

Namun, betapa terkejutnya ia. Permintaan Resignnya ditolak oleh direktur perusahaan itu sendiri. Setelah negosiasi panjang, akhirnya sang direktur menyetujui permohonan resignnya dengan satu syarat! Beliau harus bersedia mengerjakan satu proyek terakhirnya.

Marah, kesal, dongkol, dan kecewa merayapi hati si pandai kayu, setelah semua yang dia lakukan untuk perusahaan, setelah semua jasa-jasanya memajukan perusahaan. Inikah BALASAN PERUSAHAAN padanya? Merasa dikhianati dan tidak dihormati. Pandai kayu ini hanya tersenyum dan berniat dalam hati “Baik! Jika ini cara perusahaan berterima kasih, akan ku ikuti permainannya, Akan kuhancurkan reputasi perusahaan ini, akan ku buat rumah kayu TERPARAH sepanjang masa yang akan membuat siapapu yang tinggal di dalamnya serasa tinggal di neraka, Inilah balasan Kita wahai para pengusaha yang tidak menghargai jasa Pekerjanya!!”

Dengan niat tersebut, sang tukang kayu bekerja dengan tekun. Mempersiapkan berbagai macam trik dan kebobrokan di dalam rumah kayu ciptaannya. Dengan support penuh dari perusahaan dan segala macam fasilitasnya, si pandai kayu bekerja berhari-hari dan berbulan-bulan. Sampai akhirnya rumah tersebut jadi beserta perabot-perabotnya.

Hari serah terima pun tiba. Direktur perusahaan itu datang dengan mobil mewahnya. Senyum licik pun menghiasi wajah si pandai kayu. Namun, betapa terkejutnya ia. Saat direktur perusahaan itu justru setengah berlari menuju ke pelukannya, memeluk erat dirinya dan mengucapkan rasa terima kasih yang tidak terkira.

Belum selesai keterkejutannya, si pandai kayu semakin terperangah saat sang direktur secara live dan tanpa sungkan-sungkan menyerahkan kunci rumah tersebut beserta seluruh dokumennya kepada Ia dan berkata “Selamat Pak! Kami dari perwakilan perusahaan merasa sangat bangga dengan semua kerja keras bapak. Dan Bapak berhak mendapatkan hasil karya terakhir bapak sebagai pandai kayu untuk bapak kenang dan bapak nikmati bersama anak-istri bapak. Sehingga bapak bisa segera meninggalkan rumah dinas perusahaan kita yang ala kadarnya!”

Malu dan penyesalan membuat sang pandai kayu terdiam dan tidak berani menatap mata sang direktur dan hanya tersenyum hambar. Berjalan seolah senang memasuki rumah neraka ciptaannya dan merenungi kebodohan dan keculasannya selama ini dalam diam dan kegelapan ruangan.

***

Kisah diatas mungkin pernah Anda dengar atau membacanya, karena tulisan di atas memang saya terima dari kiriman email seorang teman kepada saya. Tulisan itu sedemikian mengggugah saya untuk menshare dalam blog ini. Cerita di atas seakan mengajak kita untuk selalu berbuat yang terbaik di manapun, dan sampai kapanpun, karena setiap usaha yang terbaik akan meraih hasil yang terbaik pula. (sumber : Abdul Latief, Astra International, TBK)

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons